Kuliner menjadi salah satu elemen penting dalam menggerakan perekonomian di Samarinda. Para produsen kemudian berkompeitisi soal tampilan dan rasa untuk menarik minat konsumen. Ketika tampilan dan rasa sudah mencapai batas kemampuan dan menjadi template di beberapa gerai, nama sajian kemudian diutak-atik untuk memiliki daya jual. Penamaan sajian sering kali ahistoris dan tidak memiliki relevansi apa pun dengan sajiannya. Dalam industri ini, tren berputar sebaga berikut; sajian kuliner baru hadir, kemudian ramai, menjadi tren, permintaan meningkat, gerai-gerai dengan menu serupa menjamur, surplus, kemudian jenuh, dan digeser dengan tren kuliner baru dengan menu yang sama sekali berbeda. Siklus tersebut terus berlangsung, seiring dorongan birokrat terhadap kuliner sebagai objek utama pariwisata kota dengan mengatasnamakan industry kreatif.

Situasi tersebut membuat aspek sejarah, sosial, dan kultural dari sebuah sajian luput dari perhatian para konsumen dan produsen di industri urban yang cenderung mengedepankan tampilan dan rasa. Rasa dalam Bahasa Indonesia memiliki makna ganda. Ia bisa merujuk pada perihal pengecap, juga perihal sensori. Bila diurai, dua hal tersebut memiliki lapisan-lapisan yang kompleks yang saling terhubung. Mulai dari pilihan politis yang paling personal mengenai apa akan masuk ketubuhnya, ingatan terkait sajian dan situasinya, hingga relasi masyakarat dan lingkungannya.

Makan Kah Kita? merupakan bagian dari rangkaian program yang menggali tentang kuliner inisiasi dari Memori Rasa bersama dengan samar projek yang akan bermuara dalam bentuk eksibisi. Program ini mencoba mengkontekstualiasikan ingatan masa kecil si seniman, Maulana Yudhistira, mengenai sajian mendiang ibunya kepada publik yang lebih luas. Sebagai rangkaian program, terdapat sub-program roadshow memasak yang dijadwalkan di beberapa titik sebar di kota samarinda, sebagai repertoire yang berupaya reflektif terhadap keberadaan kuliner banjar-kutai di masyarakat Samarinda. Juga menjadi tahap awal bagi memori rasa untuk mengarsipkan sajian vernakular di sekitar timur Kalimantan.

Roadshow

Episode 1 \ muara.org \ 24 Juni 2023 \ Makan malam
menu Ikan Asin Biawan Masak Asam, Sambal Goreng Mandai, Oseng Buncis, Bubur Kacang Hijau, Ampal Ikan Bilis
sesi nongkrong penyangan film oleh Sindikat Sinema
Daun & Tulang: Kepingan Memori Rasa, S \ Metron Masdison \ Indonesia, 2023
Origins of A Meal \ Luc Mullet \ Perancis, 1978

Episode 2 \ Rumalapan Ekosistem \ 5 Juli 2023 \ Sarapan
menu Kerupuk Mihun, Sanggar Peler Kambing, Sanggar Cempedak, Ubi Goreng, Sambal Petis, Sambal Udang Papai, Es Setrup

Episode 3 \ muara.org \ 15 Juli 2023 \ Makan Malam
menu Kerupuk Mihun, Sanggar Peler Kambing, Sanggar Cempedak, Ubi Goreng, Sambal Petis, Sambal Udang Papai, Es Setrup
sesi nongkrong Tokotiko Session: Cuacamendung

Episode 4 \ Red Front \ 29 Juli 2023 \ 17.00
menu Sayur asam keladi, Ikan bakar patin, Ikan jelawat, Sambal ulek terong asam, Ikan asin biawan, Ikan asin, sepat siam, Ikan lais goreng, Ampal udang

Episode 5 \ 404 Coffee House \ 9 Agustus 2023 \ 10:30
menu Mandai, Iwak karing sepat siam, Sambal Tempoyak, Tumis Hintalu Biawan Asin, Timun Bakarik Santan, Cacapan Hampalam

Episode 6 \ Pondok Paradisa \ 30 Agustus 2023 \ 17:00
menu Pais patin, Sambal Bawang Rambut, Sambal Goreng Jaring, Serondeng Jagung, Pisang Goreng Eppe

Episode 7 \ Sembilan Home \ 10 September 2023 \ 17.00
menu Ikan biji nangka, Tongkol Goreng, Iwak Peda, Gangan Asam Gumbili, Sambal Tomat, Terong Bakar,
Oseng-oseng Pete, Kolak Pisang, Sanggar Kacang Ijo

Episode 8 \ Rumalapan \ 20 September 2023 \ 11:00
menu Gangan Waluh Besantan, Nasi Pulut, Oseng Sulur, Iwak Rabuk, Sanga Cabe Baung Salai

Episode 9 \ T-CO Coffee \ 30 September 2023 \ 17:00-Selesai
menu Nasi Kuning

Riset

Temuwicara 1 \ Memo Dapur \ Makassar \ Wilda Yanti Salam
Temuwicara 2 \ Bakudapan \ Yogyakarta \ Gatari & Silva
Temuwicara 3 \ Gelanggang Olah Rasa \ Bandung \ Rhea Laras
Temuwicara 4 \ Anitha Silvia \ Surabaya

Pameran Makan Kah Kita

10 – 22 Februari 2024
di Cosugare, Jalan Pemuda III Blok C no 102

Log